isro' mikroj nabi
KISAH ISRA'MIKROJ NABI
(Di dalam masjid baitul Maqdis (aku bertemu sekelompok para Nabi. Saat itu Musa sedang shalat, dia seorang laki-laki yang tinggi, ramping dan kurus, rambutnya keriting, seperti laki-laki suku Syanuah. Isa juga sedang shalat, (dia seolah-olah baru keluar dari pemandian. Orang yang paling mirip dengannya ialah ‘Urwah bin Mas’ud Ats Tsaqafi. Ibrahim juga sedang shalat orang yang paling mirip dengannya ialah kawanmu ini (Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri). Kemudian masuk waktu shalat.” (HR. Muslim no. 278)
“Lalu aku shalat di dalamnya sebagai imam dengan semua para Nabi dan Rasul. (Pada riwayat lain: Lalu aku masjid dan shalat dua raka’at di dalamnya.).”
“Setelah aku selesai shalat, ada yang berkata, “Hai Muhammad! Ini adalah Malik, penjaga neraka, ucapkan salam kepadanya!” Maka aku menoleh kepadanya, tetapi dia mendahuluiku dengan salam.”
“Kemudian Jibril membawakan kepadaku sebuah tempat minum yang berisi susu, dan sebuah tempat minum yang berisi madu. Lalu aku memilih susu. Jibril berkata, ‘Engkau telah memilih fithrah’.”
“Setelah aku tiba di langit dunia. Jibril berkata kepada penjaga langitnya, ‘Bukalah!’ Dia bertanya, ‘Siapa ini?’ Jibril menjawab, ‘Jibril.’ Dia bertanya, ‘Apakah ada seseorang bersamamu?’ Jibril menjawab, ‘Ya, Muhammad bersamaku.’ Dia bertanya, ‘Engkau diutus (Allah) kepadanya?’ Jibril menjawab: ‘Ya.’ (dalam riwayat lain ada tambahan: Penjaga itu berkata, ‘Selamat datang kepadanya, orang yang terbaik telah datang.’)
“Maka setelah ia membuka, kami naik ke atas langit dunia.”
“Tiba-tiba di sana ada seorang lelaki yang sedang duduk. Di sebelah kanannya ada hitam-hitam dan di sebelah kirinya ada hitam-hitam. Apabila dia melihat ke sebelah kanannya, dia tertawa, dan apabila dia melihat ke sebelah kirinya, dia menangis. Aku bertanya kepada Jibril, “Siapa ini?” Jibril menjawab, “Ini Adam. Dan hitam-hitam yang ada di kanan dan di kirinya ini ialah ruh-ruh anak-anak keturunannya. Golongan kanan itu adalah penghuni surga, dan hitam-hitam yang ada di sebelah kirinya ialah penghuni neraka. Maka apabila dia melihat yang di sebelah kanannya, dia tertawa. Dan apabila dia melihat yang ada di sebelah kirinya, dia menangis.”
(Dalam riwayat lain: Aku mendatangi Adam ‘alaihissalam, lalu Jibril berkata, “Ini adalah bapakmu, Adam, ucapkanlah salam kepadanya.” Maka aku mengucapkan salam kepadanya, lalu dia membalas salamku)
Lalu dia berkata, “Selamat datang nabi yang shalih dan anak yang shalih.” (Dan dia mendoakan kebaikan untukku)
“Pada malam aku diisra’kan, aku melewati sekelompok orang yang memiliki yang kuku-kuku dari tembaga, mereka mencakar wajah dan dada mereka sendiri. Maka aku berkata, “Mereka ini siapa wahai Jibril?” Dia menjawab, “Mereka ialah orang-orang yang memakan daging manusia (yakni melakukan ghibah) dan mencela kehormatan mereka.”
“Pada malam aku diisra’kan, aku melewati sekelompok laki-laki yang bibir-bibir mereka diguntingkan dengan gunting-gunting neraka. Maka aku berkata, ‘mereka ini siapa wahai Jibril.” Dia menjawab, ‘Mereka ini ialah khatib-khatib (orang-orang yang biasa khutbah) di kalangan umatmu. Mereka memerintahkan kebaikan manusia, tetapi melupakan diri mereka sendiri, padahal mereka membaca Al-Kitab (Al-Quran), tidakkah mereka berfikir?’.”
(Dalam riwayat lain: mereka menggunting bibir dan lidah mereka, dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat mereka itu di atas langit pertama)
“Lalu Jibril membawaku naik ke langit kedua, lalu dia berkata kepada penjaganya, ‘Bukalah!” penjaganya lalu berkata kepada Jibril, seperti yang dikatakan oleh penjaga yang pertama tadi. Lalu dia membukanya.
(Dalam riwayat lain: Kemudian kami mendatangi langit kedua. Aku mendatangi Yahya dan Isa, ibu keduanya bersaudara. Lalu Jibril berkata, “Ini adalah Yahya dan Isa, ucapkanlah salam kepada keduanya.” Maka kau mengucapkan salam kepada keduanya, lalu keduanya membalas salamku dan berkata, “Selamat datang saudara yang shalih dan Nabi yang shalih.) (Dan keduanya mendoakan kebaikan untukku)
(Dalam riwayat lain: Kemudian kami mendatangi langit ketiga. Aku mendatangi Yusuf (dan dia telah diberi separuh ketampanan), Lalu Jibril berkata, “Ini adalah Yusuf, ucapkanlah salam kepadanya.” Maka aku mengucapkan salam kepadanya, lalu dia membalas salamku dan berkata, “Selamat datang saudara yang shalih dan Nabi yang shalih.” (Dan dia mendoakan kebaikan untukku)
(Dalam riwayat lain: Kemudian kami mendatangi langit keempat seperti itu. Aku mendatangi Idris, lalu Jibril berkata, “Ini adalah Idris, ucapkan kepadanya, lalu dia membalas salamku dan berkata, “Selamat datang saudara yang shalih dan Nabi yang shalih.”) (Dan dia mendoakan kebaikan untukku). Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah Ta’ala berfirman, “Dan Kami telah mengangkatnya (Idris) ke martabat (tempat) yang tinggi.” (Maryam: 57)
(Dalam riwayat lain: Kemudian kami mendatangi langit ke lima, seperti itu. Aku mendatangi Harun. Lalu Jibril berkata, “Ini adalah Harun, ucapkanlah salam kepadanya.” Maka aku mengucapkan salam kepadanya, lalu dia membalas salamku dan berkata, “Selamat datang saudara yang shalih dan Nabi yang shalaih.”)(Dan dia mendoakan kebaikan untukku)
(Dalam riwayat lain: Kemudian kami mendatangi langit keenam, seperti itu. Aku mendatang Musa, lalu Jibril berkata, “Ini adalah Musa, ucapkanlah salam kepadanya.” Maka kau mengucapkan salam kepadanya, lalu dia membalas salamku dan berkata, “Selamat datang saudara yang shalih dan Nabi yang shalih.”) (Dan dia mendoakan kebaikan untukku)
(Dalam riwayat lain: Ketika aku melewatinya, dia menangis. Dia ditanya, ‘Apa yang menyebabkanmu menangis?’ Dia menjawab, ‘Wahai Rabb-ku, pemuda ini (Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam) yang Engkau utus setelah aku, umatnya akan masuk surga lebih banyak dan lebih utama daripada umatku.”
“Pada malam aku diisra’kan, tidaklah aku melewati sekelompok malaikat kecuali mereka berkata, ‘Hai Muhammad, perintahkan umatmu untuk berhijamah’.”
(Dalam riwayat lain: Kemudian kami mendatangi langit ke tujuh, seperti itu. Aku mendatangi Ibrahim ‘alaihissalam, dia sedang menyandarkan punggungnya pada Baitul Ma’mur. Lalu Jibril berkata, “Ini adalah bapakmu, Ibrahim, ucapkanlah salam kepadanya.” Maka aku mengucapkan salam kepadanya, lalu dia membalas salamku dan berkata, “Selamat datang anak yang shalih dan Nabi yang shalih.”)
Pada malam aku diisra’kan aku bertemu dengan Ibrahim, lalu dia berkata, “Hai Muhamamd sampaikan salam dariku kepada umatmu. Dan beritahukan kepada mereka bahwa surga itu memiliki tanah yang bagus, air yang segar, dan daratannya berupa lembah. Dan tanamannya ialah: subhanallah, alhamdulillah, laa ilaaha illa Allah, allahu akbar.”
“Kemudian Baitul Ma’mur ditampakkan kepadaku, maka aku bertanya kepada Jibril’alaihissalam. Dia menjawab, “Ini Baitul Ma’mur, setiap hari 70.000 malaikat shalat di dalamnya, jika mereka telah keluar darinya, mereka tidak akan kembali ke dalamnya, itu adalah masuk mereka yang terakhir.”
Kemudian didatangkan kepadaku sebuah tempat minum yang berisi khamr, sebuah tempat minum yang berisi susu, dan sebuah tempat minum yang berisi madu. “Lalu aku mengambil susu. Jibril berkata, ‘Susu ini adalah fithrah, engkau dan umatmu berada di atasnya.’
“Kemudian Jibril membawa aku pergi sehingga sampailah aku ke Sidratul Muntaha (pohon sidrah di puncak ketinggian). (Pada riwayat lain: kemudian pohon Sidratul Muntaha diperlihatkan kepadaku, yang bauhnya seperti kendi negeri Hajar dan daunnya seperti telinga-telinga gajah. Jibril berkata, ‘Ini adalah Sidratul Muntaha.’ Lalu sidrah itu ditutup oleh beberapa macam warna, aku tidak tahu, apakah itu? (Pada riwayat lain: Kemudian karena perintah Allah, ada sesuatu yang menyelimutinya. Pohon Sidratul Muntaha itupun berubah. Tidak satupun dari makhluk Allah yang mempu menjelaskan keindahannya. (Pada riwayat lain: Ketika ada sesuatu yang menyelimutinya dengan perintah Allah, pohon Sidratul Muntaha itupun berubah menjadi yakut, atau zamrud, atau semacamnya. Dan (di bawah) batangnya ada 4 sungai, 2 sungai yang tidak nampak (ada di dalam), dan 2 sungai yang nampak. Maka aku bertanya kepada Jibril. Dia menjawab, ‘Adapun 2 sungai yang tidak nampak, maka di dalam surga, dan 2 sungai yang nampak ialah sungai Furat dan Nil.”
“Abdullah bin Mas’ud berkata tentang firman Allah,
Sesungguhnya dia (Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam) telah melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Rabbnya yang paling besar. (An Najm: 18)
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat Jibril dalam bentuk aslinya, memiliki 600 sayap. Pada riwayat lain ada tambahan bahwa beliau melihatnya di dekat Sidratul Muntaha, dan dari bulu-bulu sayap Jibril bertaburan (berjatuhan) mutiara dan yakut.”
“Kemudian aku dinaikkan lagi sehingga aku naik ke Mustawa, aku mendengar suara pena-pena.”
“Kemudian aku dimasukkan surga, tiba-tiba di sana ada mahligai-mahliagai dari mutiara dan tanahnya dari kasturi.” (Pada hadits lain: Tatkala Nabi mi’raj, beliau berkata: “Ketika aku seadng berjalan di surga, aku mendatangi sebuah sungai yang di kedua tepinya ada kubah-kubah terbuat dari mutiara. Maka aku berkata, ‘Ini apa wahai Jibril?’ Dia menjawab, ‘Ini ialah Al-Kautsar, yang Allah berikan kepadamu.’ Maka aku (riwayat lain, malaikat) menjulurkan tanganku (tangannya), ternyata tanahnya kasturi yang sangat harum dan kerikilnya mutiara).
“Kemudian Allah mewajibkan 50 shalat (setiap hari) atas umatku.” (Pada riwayat lain: “Lalu Allah mewahyukan kepadaku apa yang Dia wahyukan. Dan mewajibkan atasku 50 kali shalat setiap hari dan malamnya.”)
“Lalu aku kembali dengan (perintah) itu sehingga aku melewati Musa. (Pada riwayat lain: “Lalu aku turun sampai kepada Musa”) Lalu dia (Musa bertanya, ‘Apa yang telah Allah wajibkan bagimu dan atas umatmu?’ Aku menjawab, ‘Dia telah mewajibkan 50 kali shalat atas mereka.’ Musa berkata, (dalam riwayat lain: “Sesungguhnya aku lebih tahu tentang manusia daripada kamu). (Riwayat lain: “Aku telah berpengalaman dengan manusia sebelummu). Sesungguhnya aku telah memperbaiki Bani Israil dengan susah payah. Sesungguhnya umatmu tidak akan mampu melakukannya. Kembalilah kepada Rabbmu, mohonlah kepada-Nya untuk meringankanmu. Lalu aku kembali kepada Rabbku dan mohon kepada-Nya untuk meringankan dariku, (Pada riwayat lain: Aku berkata, ‘Wahai Rabbku, ringankanlah umatku!’) lalu Dia membalasku dan mengurangi 5.” (Pada riwayat lain: Sebagiannya, dan menjadikannya 40 shalat) “Lalu aku kembali kepada Musa: Aku berkata, ‘Allah telah mengurangi 5.’ (Pada riwayat lain: “Sebagniannya, dan menjadikannya 40 shalat”) Musa berkata, ‘Usullah kepada Rabbmu (untuk mengurangi lagi), sesungguhnya umatmu tidak akan mampu melakukannya.’ Maka aku kembali kepada Rabbku, dan Dia mengurangi sebagiannya lagi, (dan menjadikannya 30 shalat).”
“Lalu aku kembali kepada Musa, aku berkata, ‘Allah telah mengurangi sebagiannya, (dan menjadikannya 30 shalat).” Musa berkata, ‘Usullah kepada Rabbmu (untuk mengurangi lagi), sesungguhnya umatmu tidak akan mampu melakukannya’.”
“Lalu aku kembali kepada Musa, aku berkata, ‘Allah telah mengurangi sebagiannya.” Musa berkata, “Kembalilah kepada Rabbmu, sesungguhnya umatmu tidak akan mampu melakukannya.. Maka aku kembali kepada Rabbku, dan Dia mengurangi sebagiannya lagi (dan menjadikannya 20 shalat, kemudian 10 shalat, kemudian 5 shalat). (Pada riwayat lain: “Aku terus-menerus bolak-balik antara Rabbku dan Musa, dan Allah mengurangi dariku 5 shalat, 5 shalat, sampai Allah berfirman,
Wahai Muhammad! Kewajiban itu 5 kali shalat sehari semalam. Setiap satu shalat (pahalanya) 10, sehingga menjadi 50 shalat. Dan barangsiapa berniat dengan satu kebaikan, ditulis untuknya satu kebaikan. Jika dia telah mengamalkannya, ditulis untuknya 10 kebaikan. Dan barangsiapa berniat dengan satu keburukan, tetapi dia belm mengamalkannya, tidak ditulis sesuatupun. Jika dia telah mengamalkannya, ditulis atasnya 1 keburukan.”
“Lalu aku kembali kepada Musa, aku memberitahukan kepadanya. Musa berkata, ‘Kembalilah kepada Rabbmu, sesungguhnya umatmu tidak akan mampu melakukannya.’ Maka aku menjawab, ‘Sesungguhnya aku telah malu kepada Rabbku, karena telah berulang kembali kepada-Nya. Tetapi aku ridha dan menerima’.” “Lalu Allah berfirman, ‘(Kewajiban shalat) itu lima (kali) tetapi (pahalanya) lima puluh (shalat). Firman-Ku itu tidak akan dirubah.’ (Dalam riwayat lain: Setelah aku selesai, ada (suara) penyeru yang berseru, ‘Aku telah menetapkan ketetapan-Ku, dan telah meringankan hamba-Ku, dan Aku akan membalas satu (kebaikan) dengan 10 kali lipat’.”
KETIKA PERJALANAN ISRA’
“Pada malam aku diisra’kan, aku melewati Musa di dekat bukit pasir merah, dia sedang berdiri shalat di dalam kuburnya (HR. Muslim no. 164)(Di dalam masjid baitul Maqdis (aku bertemu sekelompok para Nabi. Saat itu Musa sedang shalat, dia seorang laki-laki yang tinggi, ramping dan kurus, rambutnya keriting, seperti laki-laki suku Syanuah. Isa juga sedang shalat, (dia seolah-olah baru keluar dari pemandian. Orang yang paling mirip dengannya ialah ‘Urwah bin Mas’ud Ats Tsaqafi. Ibrahim juga sedang shalat orang yang paling mirip dengannya ialah kawanmu ini (Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri). Kemudian masuk waktu shalat.” (HR. Muslim no. 278)
“Lalu aku shalat di dalamnya sebagai imam dengan semua para Nabi dan Rasul. (Pada riwayat lain: Lalu aku masjid dan shalat dua raka’at di dalamnya.).”
“Setelah aku selesai shalat, ada yang berkata, “Hai Muhammad! Ini adalah Malik, penjaga neraka, ucapkan salam kepadanya!” Maka aku menoleh kepadanya, tetapi dia mendahuluiku dengan salam.”
“Kemudian Jibril membawakan kepadaku sebuah tempat minum yang berisi susu, dan sebuah tempat minum yang berisi madu. Lalu aku memilih susu. Jibril berkata, ‘Engkau telah memilih fithrah’.”
MULAI MI’RAJ KE ATAS LANGIT
“Kemudian dia memegang tanganku, dan membawaku naik ke langit dunia.” (Dalam riwayat lain: Kemudian aku berangkat bersama Jibril, lalu kami sampai di langit dunia)“Setelah aku tiba di langit dunia. Jibril berkata kepada penjaga langitnya, ‘Bukalah!’ Dia bertanya, ‘Siapa ini?’ Jibril menjawab, ‘Jibril.’ Dia bertanya, ‘Apakah ada seseorang bersamamu?’ Jibril menjawab, ‘Ya, Muhammad bersamaku.’ Dia bertanya, ‘Engkau diutus (Allah) kepadanya?’ Jibril menjawab: ‘Ya.’ (dalam riwayat lain ada tambahan: Penjaga itu berkata, ‘Selamat datang kepadanya, orang yang terbaik telah datang.’)
“Maka setelah ia membuka, kami naik ke atas langit dunia.”
“Tiba-tiba di sana ada seorang lelaki yang sedang duduk. Di sebelah kanannya ada hitam-hitam dan di sebelah kirinya ada hitam-hitam. Apabila dia melihat ke sebelah kanannya, dia tertawa, dan apabila dia melihat ke sebelah kirinya, dia menangis. Aku bertanya kepada Jibril, “Siapa ini?” Jibril menjawab, “Ini Adam. Dan hitam-hitam yang ada di kanan dan di kirinya ini ialah ruh-ruh anak-anak keturunannya. Golongan kanan itu adalah penghuni surga, dan hitam-hitam yang ada di sebelah kirinya ialah penghuni neraka. Maka apabila dia melihat yang di sebelah kanannya, dia tertawa. Dan apabila dia melihat yang ada di sebelah kirinya, dia menangis.”
(Dalam riwayat lain: Aku mendatangi Adam ‘alaihissalam, lalu Jibril berkata, “Ini adalah bapakmu, Adam, ucapkanlah salam kepadanya.” Maka aku mengucapkan salam kepadanya, lalu dia membalas salamku)
Lalu dia berkata, “Selamat datang nabi yang shalih dan anak yang shalih.” (Dan dia mendoakan kebaikan untukku)
“Pada malam aku diisra’kan, aku melewati sekelompok orang yang memiliki yang kuku-kuku dari tembaga, mereka mencakar wajah dan dada mereka sendiri. Maka aku berkata, “Mereka ini siapa wahai Jibril?” Dia menjawab, “Mereka ialah orang-orang yang memakan daging manusia (yakni melakukan ghibah) dan mencela kehormatan mereka.”
“Pada malam aku diisra’kan, aku melewati sekelompok laki-laki yang bibir-bibir mereka diguntingkan dengan gunting-gunting neraka. Maka aku berkata, ‘mereka ini siapa wahai Jibril.” Dia menjawab, ‘Mereka ini ialah khatib-khatib (orang-orang yang biasa khutbah) di kalangan umatmu. Mereka memerintahkan kebaikan manusia, tetapi melupakan diri mereka sendiri, padahal mereka membaca Al-Kitab (Al-Quran), tidakkah mereka berfikir?’.”
(Dalam riwayat lain: mereka menggunting bibir dan lidah mereka, dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat mereka itu di atas langit pertama)
“Lalu Jibril membawaku naik ke langit kedua, lalu dia berkata kepada penjaganya, ‘Bukalah!” penjaganya lalu berkata kepada Jibril, seperti yang dikatakan oleh penjaga yang pertama tadi. Lalu dia membukanya.
(Dalam riwayat lain: Kemudian kami mendatangi langit kedua. Aku mendatangi Yahya dan Isa, ibu keduanya bersaudara. Lalu Jibril berkata, “Ini adalah Yahya dan Isa, ucapkanlah salam kepada keduanya.” Maka kau mengucapkan salam kepada keduanya, lalu keduanya membalas salamku dan berkata, “Selamat datang saudara yang shalih dan Nabi yang shalih.) (Dan keduanya mendoakan kebaikan untukku)
(Dalam riwayat lain: Kemudian kami mendatangi langit ketiga. Aku mendatangi Yusuf (dan dia telah diberi separuh ketampanan), Lalu Jibril berkata, “Ini adalah Yusuf, ucapkanlah salam kepadanya.” Maka aku mengucapkan salam kepadanya, lalu dia membalas salamku dan berkata, “Selamat datang saudara yang shalih dan Nabi yang shalih.” (Dan dia mendoakan kebaikan untukku)
(Dalam riwayat lain: Kemudian kami mendatangi langit keempat seperti itu. Aku mendatangi Idris, lalu Jibril berkata, “Ini adalah Idris, ucapkan kepadanya, lalu dia membalas salamku dan berkata, “Selamat datang saudara yang shalih dan Nabi yang shalih.”) (Dan dia mendoakan kebaikan untukku). Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah Ta’ala berfirman, “Dan Kami telah mengangkatnya (Idris) ke martabat (tempat) yang tinggi.” (Maryam: 57)
(Dalam riwayat lain: Kemudian kami mendatangi langit ke lima, seperti itu. Aku mendatangi Harun. Lalu Jibril berkata, “Ini adalah Harun, ucapkanlah salam kepadanya.” Maka aku mengucapkan salam kepadanya, lalu dia membalas salamku dan berkata, “Selamat datang saudara yang shalih dan Nabi yang shalaih.”)(Dan dia mendoakan kebaikan untukku)
(Dalam riwayat lain: Kemudian kami mendatangi langit keenam, seperti itu. Aku mendatang Musa, lalu Jibril berkata, “Ini adalah Musa, ucapkanlah salam kepadanya.” Maka kau mengucapkan salam kepadanya, lalu dia membalas salamku dan berkata, “Selamat datang saudara yang shalih dan Nabi yang shalih.”) (Dan dia mendoakan kebaikan untukku)
(Dalam riwayat lain: Ketika aku melewatinya, dia menangis. Dia ditanya, ‘Apa yang menyebabkanmu menangis?’ Dia menjawab, ‘Wahai Rabb-ku, pemuda ini (Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam) yang Engkau utus setelah aku, umatnya akan masuk surga lebih banyak dan lebih utama daripada umatku.”
“Pada malam aku diisra’kan, tidaklah aku melewati sekelompok malaikat kecuali mereka berkata, ‘Hai Muhammad, perintahkan umatmu untuk berhijamah’.”
(Dalam riwayat lain: Kemudian kami mendatangi langit ke tujuh, seperti itu. Aku mendatangi Ibrahim ‘alaihissalam, dia sedang menyandarkan punggungnya pada Baitul Ma’mur. Lalu Jibril berkata, “Ini adalah bapakmu, Ibrahim, ucapkanlah salam kepadanya.” Maka aku mengucapkan salam kepadanya, lalu dia membalas salamku dan berkata, “Selamat datang anak yang shalih dan Nabi yang shalih.”)
Pada malam aku diisra’kan aku bertemu dengan Ibrahim, lalu dia berkata, “Hai Muhamamd sampaikan salam dariku kepada umatmu. Dan beritahukan kepada mereka bahwa surga itu memiliki tanah yang bagus, air yang segar, dan daratannya berupa lembah. Dan tanamannya ialah: subhanallah, alhamdulillah, laa ilaaha illa Allah, allahu akbar.”
“Kemudian Baitul Ma’mur ditampakkan kepadaku, maka aku bertanya kepada Jibril’alaihissalam. Dia menjawab, “Ini Baitul Ma’mur, setiap hari 70.000 malaikat shalat di dalamnya, jika mereka telah keluar darinya, mereka tidak akan kembali ke dalamnya, itu adalah masuk mereka yang terakhir.”
Kemudian didatangkan kepadaku sebuah tempat minum yang berisi khamr, sebuah tempat minum yang berisi susu, dan sebuah tempat minum yang berisi madu. “Lalu aku mengambil susu. Jibril berkata, ‘Susu ini adalah fithrah, engkau dan umatmu berada di atasnya.’
“Kemudian Jibril membawa aku pergi sehingga sampailah aku ke Sidratul Muntaha (pohon sidrah di puncak ketinggian). (Pada riwayat lain: kemudian pohon Sidratul Muntaha diperlihatkan kepadaku, yang bauhnya seperti kendi negeri Hajar dan daunnya seperti telinga-telinga gajah. Jibril berkata, ‘Ini adalah Sidratul Muntaha.’ Lalu sidrah itu ditutup oleh beberapa macam warna, aku tidak tahu, apakah itu? (Pada riwayat lain: Kemudian karena perintah Allah, ada sesuatu yang menyelimutinya. Pohon Sidratul Muntaha itupun berubah. Tidak satupun dari makhluk Allah yang mempu menjelaskan keindahannya. (Pada riwayat lain: Ketika ada sesuatu yang menyelimutinya dengan perintah Allah, pohon Sidratul Muntaha itupun berubah menjadi yakut, atau zamrud, atau semacamnya. Dan (di bawah) batangnya ada 4 sungai, 2 sungai yang tidak nampak (ada di dalam), dan 2 sungai yang nampak. Maka aku bertanya kepada Jibril. Dia menjawab, ‘Adapun 2 sungai yang tidak nampak, maka di dalam surga, dan 2 sungai yang nampak ialah sungai Furat dan Nil.”
“Abdullah bin Mas’ud berkata tentang firman Allah,
Sesungguhnya dia (Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam) telah melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Rabbnya yang paling besar. (An Najm: 18)
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat Jibril dalam bentuk aslinya, memiliki 600 sayap. Pada riwayat lain ada tambahan bahwa beliau melihatnya di dekat Sidratul Muntaha, dan dari bulu-bulu sayap Jibril bertaburan (berjatuhan) mutiara dan yakut.”
“Kemudian aku dinaikkan lagi sehingga aku naik ke Mustawa, aku mendengar suara pena-pena.”
“Kemudian aku dimasukkan surga, tiba-tiba di sana ada mahligai-mahliagai dari mutiara dan tanahnya dari kasturi.” (Pada hadits lain: Tatkala Nabi mi’raj, beliau berkata: “Ketika aku seadng berjalan di surga, aku mendatangi sebuah sungai yang di kedua tepinya ada kubah-kubah terbuat dari mutiara. Maka aku berkata, ‘Ini apa wahai Jibril?’ Dia menjawab, ‘Ini ialah Al-Kautsar, yang Allah berikan kepadamu.’ Maka aku (riwayat lain, malaikat) menjulurkan tanganku (tangannya), ternyata tanahnya kasturi yang sangat harum dan kerikilnya mutiara).
“Kemudian Allah mewajibkan 50 shalat (setiap hari) atas umatku.” (Pada riwayat lain: “Lalu Allah mewahyukan kepadaku apa yang Dia wahyukan. Dan mewajibkan atasku 50 kali shalat setiap hari dan malamnya.”)
“Lalu aku kembali dengan (perintah) itu sehingga aku melewati Musa. (Pada riwayat lain: “Lalu aku turun sampai kepada Musa”) Lalu dia (Musa bertanya, ‘Apa yang telah Allah wajibkan bagimu dan atas umatmu?’ Aku menjawab, ‘Dia telah mewajibkan 50 kali shalat atas mereka.’ Musa berkata, (dalam riwayat lain: “Sesungguhnya aku lebih tahu tentang manusia daripada kamu). (Riwayat lain: “Aku telah berpengalaman dengan manusia sebelummu). Sesungguhnya aku telah memperbaiki Bani Israil dengan susah payah. Sesungguhnya umatmu tidak akan mampu melakukannya. Kembalilah kepada Rabbmu, mohonlah kepada-Nya untuk meringankanmu. Lalu aku kembali kepada Rabbku dan mohon kepada-Nya untuk meringankan dariku, (Pada riwayat lain: Aku berkata, ‘Wahai Rabbku, ringankanlah umatku!’) lalu Dia membalasku dan mengurangi 5.” (Pada riwayat lain: Sebagiannya, dan menjadikannya 40 shalat) “Lalu aku kembali kepada Musa: Aku berkata, ‘Allah telah mengurangi 5.’ (Pada riwayat lain: “Sebagniannya, dan menjadikannya 40 shalat”) Musa berkata, ‘Usullah kepada Rabbmu (untuk mengurangi lagi), sesungguhnya umatmu tidak akan mampu melakukannya.’ Maka aku kembali kepada Rabbku, dan Dia mengurangi sebagiannya lagi, (dan menjadikannya 30 shalat).”
“Lalu aku kembali kepada Musa, aku berkata, ‘Allah telah mengurangi sebagiannya, (dan menjadikannya 30 shalat).” Musa berkata, ‘Usullah kepada Rabbmu (untuk mengurangi lagi), sesungguhnya umatmu tidak akan mampu melakukannya’.”
“Lalu aku kembali kepada Musa, aku berkata, ‘Allah telah mengurangi sebagiannya.” Musa berkata, “Kembalilah kepada Rabbmu, sesungguhnya umatmu tidak akan mampu melakukannya.. Maka aku kembali kepada Rabbku, dan Dia mengurangi sebagiannya lagi (dan menjadikannya 20 shalat, kemudian 10 shalat, kemudian 5 shalat). (Pada riwayat lain: “Aku terus-menerus bolak-balik antara Rabbku dan Musa, dan Allah mengurangi dariku 5 shalat, 5 shalat, sampai Allah berfirman,
Wahai Muhammad! Kewajiban itu 5 kali shalat sehari semalam. Setiap satu shalat (pahalanya) 10, sehingga menjadi 50 shalat. Dan barangsiapa berniat dengan satu kebaikan, ditulis untuknya satu kebaikan. Jika dia telah mengamalkannya, ditulis untuknya 10 kebaikan. Dan barangsiapa berniat dengan satu keburukan, tetapi dia belm mengamalkannya, tidak ditulis sesuatupun. Jika dia telah mengamalkannya, ditulis atasnya 1 keburukan.”
“Lalu aku kembali kepada Musa, aku memberitahukan kepadanya. Musa berkata, ‘Kembalilah kepada Rabbmu, sesungguhnya umatmu tidak akan mampu melakukannya.’ Maka aku menjawab, ‘Sesungguhnya aku telah malu kepada Rabbku, karena telah berulang kembali kepada-Nya. Tetapi aku ridha dan menerima’.” “Lalu Allah berfirman, ‘(Kewajiban shalat) itu lima (kali) tetapi (pahalanya) lima puluh (shalat). Firman-Ku itu tidak akan dirubah.’ (Dalam riwayat lain: Setelah aku selesai, ada (suara) penyeru yang berseru, ‘Aku telah menetapkan ketetapan-Ku, dan telah meringankan hamba-Ku, dan Aku akan membalas satu (kebaikan) dengan 10 kali lipat’.”
Komentar
Posting Komentar